Sabtu, 10 September 2016



Perubahan Itu Nyata
                Akhirnya aku kembali kerumah setelah bertahun-tahun menimba ilmu di kota pelajar. Aku benar-benar merindukan keluargaku. Mereka adalah surga kecil yang ku punya dan selalu menjadi tempat untukku pulang. Sayang, waktu telah berlalu dan merubah segalanya. Sepertinya aku lupa bahwa bumi terus bergerak dan orang-orang yang hidup di dalamnya juga ikut berubah, begitu juga keluargaku.
                Setiap hari, ayah dan saudara-saudaraku sibuk dengan urusannya masing-masing. Saat pulang pun mereka tetap sibuk. Jika kau bertanya, benda apa yang paling penting buat mereka, mereka hanya akan menjawab satu hal saja “handphone”. Ibuku lain lagi. Tiap hari, mondar-mandir kesana kemari. Tak jarang ia tiba-tiba marah, tertawa, bahkan menangis sekalipun. Aku shock melihat mood ibuku yang up down seperti Roaller Coaster.  Setiap kali aku menyapanya, “ Ibu…..” Dia langsung  memotong perkataanku, “ Tidak sekarang, sayang. Ibu ada urusan. Okay!”. Jawaban yang sama lagi.
                Apa yang membuat mereka berubah? Usia, waktu, atau apa? Dalam sekejap, aku menjadi orang asing. Aku menjadi tamu di rumahku sendiri. Semua orang telah membuat dunianya sendiri, dengan batas yang mereka sebut privasi. Kupikir aku harus melakukan satu hal, berubah. Aku harus terbiasa dengan semua perubahan ini. Aku akan belajar satu demi satu, cara untuk memahami dan mengerti mereka.